Sendiri dalam kegelapan
Hanya ditemani remang cahaya dari balik pintu kamar itu
Berkataku lewat jari jemari ini
Bila tak satupun yang bisa ku ajak bicara
Begitu mudah segala berubah
Dalam sekejap dan tanpa diminta
hanya bisikan lirih dari dalam jiwa dan itu pun tak terucap
Karena aku lupa bahwa Dia adalah Maha Mendengar
Dulu ku berkata
" oh mata ini begitu kering sehingga ku tak mudah meneteskan air mata"
" Ya, sudah sangat lama aku bertahan dalam diamnya kesedihan tanpa ada iringan air mata "
" ya, aku tak bisa menangis dan aku berkata ... mungkin aku sudah lupa rasanya menangis "
Lalu, seperti apa yang sudah Allah tulis dalam kitabnya
Kun fayakun.... maka jadilah seperti apa yang kuinginkan
Aku bukan kuat sampai tak bisa menangis
Aku bukan hebat sampai tak bisa menangis
Aku bukan lupa sampai tak bisa menangis
Dan mataku bukan kering air mata sampai aku terdiam
Karena inilah saatnya dimana air mata ini aku tahan bahkan tak bisa aku tahan
Karena inilah waktunya dimana mata ini menangis tanpa ingin aku menangis
Karena sekaranglah semua air mata itu harus tumpah tanpa ingin aku tumpahkan
Ya.... sekarang aku sering menangis
Dalam kesendirian aku selalu menangis
Dalam kesunyian aku selalu menangis
Dalam kehampaan aku selalu menangis
Aku jadi mudah menangis
Sekarang dan untuk selamanya
Aku adalah aku
Dengan segala keadaanku
Jakarta, 30 April 2016
8.15pm
Kamar biru
Bunda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar